Kembali ke Halaman Depan

kutimba ilmu darimu

kukutip pengalaman bersamamu

kusimpan segalanya di sanubari

untuk bangsa dan negeri


 

INFORMASI PENDIDIKAN & BERITA SEPUTAR TANAH KARO

 

Sabtu, 26 Mar 2005

Longsor Kembali Hantam Kodon-kodon


Longsor Kembali Hantam Kodon-kodon


Karo, Kompas - Longsor yang oleh masyarakat dituding dipicu oleh pembangunan lapangan golf di hutan Gorat Ni Padang, kawasan lereng Danau Toba, ternyata terus menimpa Desa Kodon-kodon, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, hingga Minggu (20/3). Meski tak ada korban jiwa, peristiwa longsor itu telah menyebabkan warga setempat panik karena sebagian material longsoran berupa batu-batuan dan tanah liat jatuh menimpa ladang yang tengah digarap warga di sana.

Bintatar Simanjorang (65), warga Desa Kodon-kodon, melukiskan, ketika ia di ladang, tiba-tiba saja batu besar menggelinding dari atas bukit di Gorat Ni Padang. "Saya tidak berani lagi ke ladang, takut ada longsor lagi dan menimpa lahan perladangan," kata Bintatar.

Jason Simanjorang, tokoh masyarakat, mengatakan, sejak lahan di sana secara intensif digarap untuk pembangunan lapangan golf, sejak itu pula tiap kali hujan deras ancaman longsor tak henti-hentinya menimpa areal perladangan penduduk Desa Kodon-kodon yang ada di bawahnya. Pada Kamis pekan lalu longsor cukup besar juga terjadi di kawasan Dolok Silali (berbatasan dengan Gorat Ni Padang) yang juga telah dieksploitasi investor.

Menurut Jason, sungai kecil yang mengalir di Kodon-kodon dan bermuara di Danau Toba juga terlihat keruh saat hujan turun. "Dulu sungai ini sangat jernih. Tetapi, karena di atas telah rusak, kini air sangat keruh saat hujan turun," katanya.

Di pinggir Danau Toba juga telah terbentuk pantai dari longsoran Gorat Ni Padang dengan lebar 20 meter dan panjang 40 meter. "Pantai ini dulu tidak ada. Tetapi, karena tanah dari Gorat terus digerus air ke bawah, lama-lama terbentuk endapan di danau," katanya.

Sementara itu, pembangunan di kawasan Gorat Ni Padang terus berlanjut walaupun sejumlah kalangan telah mendesak agar itu dihentikan. Berdasarkan pengamatan, Sabtu, para pekerja PT Merek Indah Lestari (PT MIL) terus menyelesaikan sejumlah pekerjaan fisik. Beberapa tembok bangunan mulai bermunculan dan jalanan aspal yang menembus kawasan hutan tersebut sudah jadi.

Sejumlah tebing di Gorat Ni Padang, berbatasan dengan Danau Toba, yang telah dikelupas untuk dijadikan jalan terlihat merengkah. Di sejumlah lokasi terlihat beberapa titik longsor.

Stop pembangunan

Setelah meninjau ke Gorat Ni Padang, DPRD Kabupaten Karo akhirnya meminta agar pembangunan di kawasan Gorat Ni Padang segera dihentikan. Wakil Ketua DPRD Karo Siti Aminah Perangin-angin mengatakan, keputusan itu diambil setelah tim investigasi yang dibentuk dewan meninjau Gorat Ni Padang dan melihat adanya dampak lingkungan yang sangat parah. "Hari Jumat lalu 25 anggota dewan survei ke lokasi. Setelah dikaji bersama, kami menyimpulkan pembangunan di kawasan itu harus segera dihentikan," kata Siti Aminah.

Penghentian, kata Siti Aminah, harus dilakukan sampai sengketa tanah dan proses perizinan selesai. "Jika ternyata hasil kajian amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) menyatakan tidak layak di bangun, PT MIL harus meninggalkan kawasan Gorat Ni Padang," katanya. (AIK)





 
 

Copyright ©2004 SMA Negeri 1 Berastagi. All rights reserved.