Rabu, 09 Mar 2005
PLTA LAU KERSIK DAN GEOTHERMAL GUNUNG SIBAYAK
PLTA LAU KERSIK DAN GEOTHERMAL GUNUNG SIBAYAK
DIPROYEKSIKAN MENJADI MEGA PROYEK KABUPATEN KARO
Menggali potensi alam Kabupaten Karo untuk kesejahetraan masyarakatnya merupakan wujud dari bagian cita-cita luhur Otonomi Daerah (Otda) untuk menghadapi era globalisasi. Potensi alam Lau Kersik di wilayah Kecamatan Kutabuluh sampai ke Kecamatan Tigabinanga merupakan sumber energi listrik yang cukup potensial dikembangkan
untuk memenuhi energi listrik di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Karo.
Demikian juga potensi Geothermal
(energi panas bumi-red) Gunung Sibayak di sekitar desa Semangat Gunung Kecamatan Simpang Empat, diprogramkan sebagai proyek bertarap internasional, yang
diwacanakan menjadi "Mega Proyek“ Pemkab Karo ke depan.Harapan ini disampaikan
Wakil Bupati Karo, Dj Sebayang SH dalam rapat lanjutan bersama intansi terkait Pemkab Karo didampingi Sekdakab Karo Drs Sumbul S Depari MSc,
Kepala Bapekab, Ir Ferdinas S Depari Msi, Asisten II, Beritana
Bangun SH, Ir Sastra Sebayang Kasubag Bina Marga dari dinas PUD, Kabag Hukum,
Hormat Karo karo SH dan Kasubdin Pertambangan dan Energi
Dinas Deperindagtamben, Ir Lesman Kataren dalam
rencana pembangunan kembali Lau Kersik
menjadi Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kabupaten Karo baru baru ini di
ruang kerja Wakil Bupati, di Kabanjahe.
Wakil Bupati Karo,
Dj Sebayang SH
menjelaskan bahwa berdasarkan hasil studi analisia dampak lingkungan (ANDAL)
PLTA Wampu oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Unisystim
Utama Consultanst, PT, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang Research,
Investment, Managament dan Enginering
Consultanst di Jakarta yang berakhir Pebruari 1994, disebutkan, potensi Lau
Kersik sangat signifikan dan cukup potensial dibangun menjadi proyek sumber
pembangkit listrik di masa-masa mendatang di Sumut dan di Kabupaten Karo pada
khususnya. Berdasarkan hasil studi analisis tersebutlah, Wakil Bupati Karo, Dj
Sebayang SH merasa cukup optimis, Lau Kersik dapat diproyeksikan menjadi mega
proyek ke depan di Kabupaten Karo
Dikatakanya, sesuai
"konsep laporan
akhir“ sebagai laporan utama pihak PLN bekerja sama dengan JICA dan Unisystim
Utama Consultans, PT yang diterima Wakil Bupati Karo, Dj Sebayang SH, penjejakan
tahap pra-kontruksi yang dilakukan pihak PLN dan JICA ketika melaksanakan studi
kelayakan telah dimulai tahun 1990 sampai tahun 1992. Dilanjutkan Studi ANDAL
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari studi kelayakan dilaksanakan
akhir tahun 1991 sampai tahun 1992. Studi rancang bangun dilaksanakan dari tahun
1993 sampai tahun 1994, dan direncanakan PLTA Lau Kersik dengan kapasitas
terpasang 85 MW, energi tahunan : 588 MH dengan debit maksimum pembangkitan : 35
M3/dt ini semula telah diprogramkan dapat beroperasi awal tahun 2000 yang lalu.
Namun, berbagai kendala termsuk akibat krisis ekonomi yang mulai bergejolak
tahun 1995 dan puncaknya tahun 1997, Lau Kersik ini terkendala sampai saat ini.
Analisa studi yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas lingkungan fisik kimiawi, biologi dan sosio ekonomi-budaya,
untuk mengidentifikasi dampak proyek PLTA terhadap lingkungan, juga telah
dimulai tahap pra konstruksi, konstruksi
dan tahap operasional, mengantisipasi berbagai kendala yang akan muncul di
kemudian hari.
Selain itu, memberikan masukan bagi studi
kelayakan agar perencanaan PLTA terancang dengan berwawasan lingkungan dan
memberikan masukan untuk perencanaan pemantauan dan pengelolahan lingkungan.
Menetapkan batas administrasi sebagai wilayah operasional rencana pembangunan
PLTA Lau Kersik di Kabupaten Karo.
Yaitu meliputi desa Limang Kecamatan Tiga Binanga dan desa Negerijahe, desa
Ujungdeleng Kecamatan Kutabaluhdengan bats ekologis, hulu dan hilir. Sehingga
sesuai dengan rencana teknis proyek pembangunan PLTA Lau Kersik, lokasi power house
(rumah pembangkit-red) akan dibangun disekitar Lau Kersik, yang bersumber di
sekitar Gunung Batu Milmil Kecamatan Kutabuluh.
Sementara weir
(bendungan air-red) dibangun di desa Limang setinggi 15 meter guna menampung air
sungai untuk dialirkan ke power house
melalui terowongan bawah tanah yang dibangun sepanjang sekitar 20 kilometer
melalui access road (jalan
kontruksi-red) yang dirancang sebelumnya selama studi analisis berlangsung.
Sekitar lokasi ini, direncanakan juga akan dibangun kantor tempat pembuangan
limbah bor (spoil bank-red). Sedangkan power station di bangun di Lau Kersik
berjarak sekitar 20 kilometer kearah hilir dari desa Limang.
Karenanya, berdasarkan hasil analisa
proyeksi kebutuhan energi listrik yang dilakukan PLN dan JICA saat ini telah
menunjukkan, akhir tahun 2003 beban puncak akan mencapai 1.410,0 MW, jauh
meningkat dari tahun tahun sebelumnya. Sehingga perkiraan permintaan jumlah
energi listrik pada masa waktu akan datang
akan semakin meningkat karena laju pertumbuhan industri dan berbagai
sektor lainnya yang membutuhkan energi listrik.
Prospektipnya, pelaksanaan studi
kelayakan PLTA Lau Kersik dimaksudkan untuk mendapatkan analisa kuantitatip dari
kelayakan pembangunan sebuah PLTA di Kabupaten Karo, baik secarta teknis,
ekonomis maupun ekologis. Yaitu, untuk mengantisipasi kekurangan listrik di
Sumatera Utara dan di Kabupaten Karo pada khuisusnya. PLTA Lau Kersik diharapkan
dapat menjadi potensi andalan sumber energi listrik untuk memicu pertumbuhan
industri kecil dan menengah di Kabupaten Karo dan pertumbuhan ekonomi bagi
masyarakat luas di Sumut pada umumnya. Demikian Wakil Bupati Karo Dj Sebayang
SH menanggapi studi analisis yang dilakukan pihak PLN, JICA dan perusahaan
Unisystim Utama Consultans, PT yang dimulai tahun 1990.
Melanjutkan program pembangunan PLTA Lau
Kersik ini Bupati Karo Sinar Perangin-angin maupun Wakil Bupati Karo. Dj
Sebayang SH sangat optimis dapat terwujud menjadi Mega proyek berskala
international. Beberapa kali setelah dikonsultasikan Wakil Bupati Karo
akhir-akhir ini kepada pihak “Indonesia Power” yaitu anak perusahaan PLN
Pusat bekerja sama dengan PT Priamanaya (salah satu konsultan khusus PLTA) dan
juga sebagai tim Lau Kersik sewaktu mengadakan studi analisa sejak tahun 1990
yang lalu, memberikan sinyal dan motivasi dan gagasan menindaklanjuti program
pembangunan PLTA Lau Kersik tersebut.
Untuk itu, Kamis (27/8) tim dari Pemkab
Karo dijadwalkan menemui Hatta Rajasa selaku kepala BPP Teknologi Pusat dan Ir.
GM Tarigan selaku Manager Enginering PT Priamanaya di Jakartya. Kita akan
mengkonsultasikan program selanjutnya” ujar Wakil Bupati Dj
Sebayang SH didampingi Sekdakab Karo di akhir rapat lanjutan itu.
POTENSI GEOTHERMAL
Mengandalkan energi panas bumi
(geothermal-red) Gunung Sibayak diharapkan juga menjadi salah satu power “mega
proyek“ bertarap internatiponal untuk p[embngunan Kabupaten Karo Pembangkit
listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sibayak menghasilkan 55 MW (KOMPAS 14/7-2003)
tercatat menjadi 1 diantara 7 PLTP di Indonesia penghasil energi panas bumi yang
cukup potensial (Kompas 14/7-2003). Diantaranya : PLTP Kamojang (Jawa Barat)
menghasilkan 140 MW. PLTP Darajat menghasilkan 125 MW. PLTP Gunung Salak
menghasilkan 330 MW.PLTP Wayang Windu menghasilkan 110 MW . PLTP Dieng
menghasilkan 60 MW. PLTP Lahendong menghasilkan 40 MW. Dan PLTP Sibayak
(Kabupaten Karo) menghasilkan 55 MW, (total :860 MW).
Bahkan, negara dunia pemakai energi
panas bumi, diantaranya : AS : 2.228 MW. Pilipina 1.909 MW. Indonesia : 820,5
MW. Meksiko : 755 MW. Italia : 785 MW. Jepang : 546,9 (Kompas 14/7-2003), bahwa, Indonesia menduduki peringkat ke 3
pemakai energi panas bumi tiap tahun
mengalami peningkatan. Tahun 1982 memakai 32,25 MW terus naik menjadi 142,42
MW/tahun 1990. Tahun 1995 sampai 1998 menjadi 587,5 MW dan tahun 2002 memakai
860 MW, (Kompas 14/7-2003).
Menurut Wakil Bupati, Dj Sebayang SH
setelah mengevaluasi pemakaian sumber energi panas bumi ini, program kerja untuk
memanfaatkan produksi panas bumi Sibayak telah dijajaki bersama pihak Pertamina
dan PLN Pusat di Jakarta. Diakuinya bahwa, penjajakan kerjasama (MoU) Pemkab
Karo dengan pihak Pertamina dan PLN Pusat baru-baru ini telah dilaksanakan.
Harapan Bupati Karo, dan Wakil Bupati
Karo, secara terpisah mengatakan kepada SIB bahwa, melalui kerja sama (MoU)
pihak Pertamina dan PLN Pusat dengan Pemkab Karo, kelak dapat meningkatkan
pembangunan Kabupaten Karo, terutama masyarakatnya. Semoga. Sumber : Sinar Indonesia Baru
|