Rabu, 09 Mar 2005
Pembangunan Produksi Geothermal Sibayak Ditingkatkan
Wujud dari Memory Of Under Standing (MoU) pihak PT Pertamina (Geothermal Gunung Sibayak) dengan Pemkab Karo beberapa waktu yang lalu di Jakarta, (SIB 1-9-2003) akhirnya; pembangunan energi panas bumi Gunung Sibayak tersebut, tahun 2005 ini dilanjutkan. Sejak beroperasinya pengelolaan Geothermal Sibayak tahun 1991 oleh PT Pertamina menghasilkan tenaga listrik sebesar 2 Mega watt (MW) yang selama ini bersumber dari panas bumi tersebut, akan ditingkatkan menjadi 2 kali 5 MW.
Hal ini dikatakan General Manager Geothermal PT Pertamina Pusat, Sukusen Soemarinda, didampingi pimpinan Area Geothermal Sibayak, Darmawan dalam pertemuan khusus dengan Pemkab Karo dan DPRD Karo, Selasa (15/2) ) di kantor Geothermal Sibayak, Jalan Tekno, Sempajaya, Berastagi.
Kepada Wakil Bupati Karo, Djidin Sebayang SH, yang mewakili Bupati Karo Sinar Peranginangin didampingi Ketua DPRD Karo R Romanus Purba SH, Wakil Ketua DPRD Karo, Adil Bangun, Sekdakab Karo, Drs Sumbul S Depari MSc, Asisten II, Beritana Bangun SH, Kepala Bapekab, Ir Ferdinand S Depari Msi, Kabag Dalbang, Drs Sinarta Jaya Sembiring, Camat Berastagi, Benyamin Sukatendel dan Kepala Desa Sempajaya, Mbantu Purba serta sejumlah pejabat lainnya bahwa, peningkatan pembangunan energi panas bumi Sibayak ini diharapkan kerjasama yang baik dengan Pemkab Karo serta masyarakat luas khususnya masyarakat sekitar geothermal.
Sukusen menjelaskan bagaimana dampak positif bagi Pemkab Karo terutama bagi masyarakat luas dengan lanjutan peningkatan pembangunan produksi energi geothermal Gunung Sibayak di desa Semangat Gunung, Kecamatan Simpang Empat yang berbatasan dengan desa Doulu, Kecamatan Berastagi tersebut. Selain retribusi dari pihak Geothermal Sibayak kepada Pemkab Karo sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Geothermal, di sektor ekonomi, budaya, pendidikan dan sosial lainnya, juga akan diprioritaskan pembangunannya. Hal ini terwujud, bila ada kerjasama dengan Pemkab Karo dan masyarakatnya, ujar Sukusen tegas.
Mendukung pembangunan sektor pariwisata
Geothermal Sibayak, satu-satunya dari 7 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia yang menghasilkan 55 MW (SIB 1-9-2003); yang menjadi andalan Sumber Daya Alam (SDA) cukup potensial menjadi salah satu faktor pendukung pembangunan sektor pariwisata di Karo, khususnya di resort kota wisata, Berastagi.
Memberdayakan potensi panas bumi, dengan memanfaatkan air panas alam ke hotel-hotel dan villa-villa di kota Berastagi dengan sistem pipanisasi, menurut Sukusen, cukup positif dan berpeluang besar dalam rangka peningkatan pembangunan pariwisata di Karo. Jarak dari sumber geothermal Sibayak ke kota Berastagi cukup relatif dekat dan dapat diupayakan melalui jalan lain sehingga mengurangi jarak tempuh. Upaya ini dilakukan agar, volume panas, air panas tersebut tidak jauh berkurang.
Potensi lain, ujar Sukusen lagi, panas alam ini, melalui bynary cycle yang nantinya dikelola Pemkab Karo, juga dapat dijadikan kolam renang air panas di hotel-hotel dan villa. Sukusen memberi contoh seperti telah dilakukan pengusaha hotel dan villa-villa di Garut, Jawa Barat bekerjasama dengan pemerintah setempat.
Katanya lagi bahwa, potensi air panas ini juga dapat digunakan untuk tambak udang, yang bibitnya berasal dari Malaysia. Pemanfaatan potensi air panas alam ini sudah ditinjau Sukusen di beberapa negara, yang juga sangat diyakininya dapat diwujudkan di Kabupaten Karo.
“Udangnya besar-besar yang senantiasa siap disajikan di hotel-hotel sesuai dengan permintaan tamu. Dalam kaitan ini, kita siap bekerjasama dengan LIPI,” ujar Sukusen mengharap.
Swasembada pangan
Sementara itu, atas perhatian dan dukungan pihak PT Pertamina melalui Geothermal Sibayak tersebut, Wakil Bupati Karo Djidin Sebayang SH, mengucapkan terima kasih kepada General Manager Sukusen Soemarinda. Selain telah melakukan eksplorasi dan berdasarkan penelitian, Geothermal Sibayak bisa menghasilkan 30 sampai 50 MW panas bumi, yang diprogramkan akan terealisasi tahun 2010 mendatang.
Demikian juga potensi sumber daya alam lainnya. Setelah dilakukan uji kelayakan dan penelitian Lau Kersik dijadikan sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menghasilkan 107 MW. Sumber energi Lau Kersik ini (SIB 4/1/2004 dan 6/2/2004) diperkirakan akan menjadi salah satu andalan utama pembangunan daerah dan masyarakat Kabupaten Karo dan sumber peningkatan PAD Karo.
Selain potensi itu, dalam upaya peningkatan swasembada pangan daerah Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Karo, sumber ketahanan pangan juga cukup potensial dikembangkan. Persawahan Paya Lahlah (SIB 4/1/2004) seluas 2500 hektare lebih terhampar luas meliputi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Mardinding dan Lau Baleng belum termanfaatkan. Hal ini akibat belum adanya infrastruktur dan irigasi.
“Mudah-mudahan dengan awal kerjasama yang baik ini, program ini nantinya akan segera terwujud,” ujar Djidin Sebayang mengharap.
Penabalan marga
Sebagai wujud rasa persaudaraan yang mendalam, disela-sela pertemuan tersebut, Wakil Bupati Karo Djidin Sebayang melalui tokoh masyarakat mengenakan seperangkat pakaian adat Karo, uis nipes (ulos) kepada Sukusen Soemarinda dan Ibu. Bersamaan dengan itu, Djidin Sebayang SH juga sekaligus menabalkan marga Sebayang kepada Sukusen.
Mendengar itu, Sukusen Soemarinda dan Ibu begitu gembira dan katanya, ia telah resmi menjadi putra daerah Karo bermarga Sebayang. Maka, kalau di pusat nanti ada program pembangunan daerah, saya akan prioritaskan pembangunan kampung saya di Karo. Saya telah bermarga Sebayang, ujar Sukusen serius dengan canda tawanya. Setelah itu dilanjutkan makan siang bersama dan menyaksikan ekspose berbagai kegiatan PT Pertamina dalam mengelola sumber energi panas bumi di berbagai daerah di Indonesia.(l)
|